STRATEGI QUICK ON THE DRAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Paradigma pembelajaran matematika saat ini, menuntut guru harus bisa memfasilitasi dalam membantu siswa belajar menemukan dan berlatih konsep secara mandiri. Namun dalam praktiknya di kelas, guru masih menerapkan pembelajaran yang konvensional. Sistem pembelajaran yang seperti ini terkesan kurang menumbuhkan motivasi dan aktivitas siswa dalam mengkonstruksi konsep-konsep matematika. Akibatnya seorang guru harus dituntut profesional dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajarannya di kelas secara aktif, menyenangkan dan bermakna. Dalam hal ini pemilihan strategi yang tepat diperlukan dalam menumbuhkan semangat siswa dalam belajar matematika dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Hal ini ditegaskan kembali pada Permendikbud no 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum dan Pedoman Pembelajaran (2013 :3) bahwa,

"Strategi pembelajaran harus diarahkan untuk memfasilitasi pencapaian kompetensi yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum agar setiap individu mampu menjadi pebelajar mandiri sepanjang hayat. Untuk mencapai kualitas yang telah dirancang dalam dokumen kurikulum, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna".

Dengan demikian strategi pembelajaran yang diterapkan harus benar-benar memotivasi, mendorong siswa untuk ikut terlibat aktif dalam pembelajaran baik secara fisik maupun mental. Demikian juga sasaran belajar yakni tidak hanya aspek kognitif saja melainkan juga aspek afektif dan psikomotorik.

Strategi pembelajaran Quick on The Draw yang dikenalkan oleh Paul Ginnis ini merupakan sebuah strategi dengan suasana permainan yang mengarah pada kerja kelompok dan kecepatan. Strategi ini mensyaratkan adanya siswa yang terbagi dalam kelompok belajar yang kemudian bersaing dalam menyelesaikan tumpukan kartu kerja yang diberikan oleh guru. Pada setiap kelompok, siswa dituntut untuk kerja sama dalam tim dan bertanggung jawab dalam keberhasilan tim. Hal pokok yang terkandung dalam strategi  Quick on The Draw ini adalah pengerjaan kartu kerja secara bertahap oleh setiap kelompok. Kartu kedua diberikan setelah kartu pertama berhasil diselesaikan dengan benar. Jika belum benar, siswa harus kembali memeriksa dan mengerjakan kartu kerja sampai benar. Demikian seterusnya hingga semua kartu kerja berhasil diselesaikan. Hal terpenting dalam kartu kerja tersebut adalah isi dalam kartu kerja tidak hanya soal-soal latihan, tetapi di dalamnya berisi permasalahan yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep secara terstruktur. Ini akan melatih siswa untuk mengecek bahwa setiap tahap dari suatu proses telah benar sebelum bergerak atau mengambil kartu kerja selanjutnya.

Strategi Quick on The Draw merancang siswa untuk melakukan aktivitas berpikir, kemandirian, kegembiraan, saling ketergantungan, multi sensasi, artikulasi dan kecerdasan emosional. Elemen yang ada dalam aktivitas ini adalah kerja kelompok, membaca, bergerak, berbicara, menulis, mendengarkan, melihat dan kerja individu.

Menurut Ginnis (2008:164-165) Quick on The Draw memiliki beberapa keunggulan, antara lain :

1.      Aktivitas ini mendorong kerja kelompok, semakin efisien kerja kelompok, semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi tugas.

2.      Memberikan pengalaman mengenai macam-macam keterampilan membaca yang di dorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri, membaca pertanyaan dengan hati-hati, menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan tidak.

3.      Membantu siswa membiasakan diri untuk belajar pada sumber, tidak hanya pada guru.

4.      Sesuai bagi siswa dengan karakteristik yang tidak dapat duduk diam.



Ada beberapa kelemahan dari pembelajaran dengan strategi Quick on The Draw (Ginnis ,2008: 164-165), yaitu :

1.      Dalam kerja kelompok, siswa akan mengalami keributan jika pengelolaan kelas kurang baik.

2.      Guru sulit untuk memantau aktivitas siswa dalam kelompok.



Adapun langkah-langkah yang diterapkan dalam pembelajaran matematika dengan strategi Quick on The Draw yang diadaptasi dari Ginnis (2008:163) adalah sebagai berikut :

1.   Kegiatan awal

a.       Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.

b.      Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran sebelumnya.

c.       Guru memotivasi siswa dengan mengenalkan konsep dasar dan aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari.

2.   Kegiatan inti

a.       Guru membagi kelas ke dalam kelompok-kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 5 orang.

b.     Guru meminta siswa secara berkelompok untuk menyiapkan bahan/sumber pelajaran yang akan digunakan menjawab/mengkonstruksi konsep yang ada pada tumpukan kartu kerja.

c.     Selanjutnya sebagai awal masuk ke permainan, guru membagikan/menaruh tumpukan kartu kerja di meja setiap kelompok, Kemudian, guru meminta tiap kelompok untuk bekerja sama mengerjakan tumpukan kartu kerja dalam kelompok masing-masing dengan memanfaatkan fasilitas/sumber pelajaran yang ada

d.     Guru memberikan aba-aba “mulai”, satu orang dari tiap kelompok bergegas mengambil kartu kerja pertama lalu mengerjakannya secara berkelompok.

e.   Guru memeriksa jawaban siswa dari setiap kartu kerja yang disetorkan masing-masing kelompok. Apabila jawaban sudah benar, guru mempersilahkan siswa untuk mengerjakan kartu kerja selanjutnya. Apabila jawaban siswa masih belum benar, guru meminta siswa untuk mengerjakan kembali sampai benar dengan memberikan pertanyaan arahan.

f.       Kelompok siswa yang pertama kali selesai mengerjakan tumpukan kartu kerja, dinyatakan menang. Kemudian guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.

g.      Guru mengarahkan kelompok yang dinyatakan sebagai pemenang membantu kelompok lain yang belum selesai mengerjakan tumpukan kartu kerja.

h.     Guru dan siswa membahas semua soal yang ada pada kartu kerja dan siswa diminta membuat catatan serta bertanya jika ada hal yang belum dimengerti.

3.   Kegiatan akhir

a.     Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi.

b. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari.

c.  Guru meminta siswa untuk melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar